Jangan biarkan orang lain menentukan sifat kita

Good morning, readers. Postingan kali ini sengaja tidak akan berbla-bla banyak2. Karena jujur saja, banyak kata yang belum bisa ditulis dengan baik. Jadi sekarang, silahkan baca postingan yang saya dapat. Yes, cuma copy-paste. Ditambah dengan sedikit pandangan dari saya tentunya. Semoga bermanfaat 😉

Suatu ketika Guru Zen Foyin minum teh bersama Su Dongpo, seorang pejabat tinggi dan juga penyair di sebuah kedai makanan. Anehnya, seorang pelayan di kedai tersebut melayani keduanya secara berbeda. Guru Zen dilayani layaknya pelanggan pada umumnya, sedangkan Su Dongpo dilayani secara istimewa. Su Dongpo merasa kurang nyaman diperlakukan istimewa seperti itu. Ia pun berkali-kali mendesak pelayan tersebut agar mau memberikan pelayanan istimewa juga kepada Guru Zen. Namun pelayan itu sama sekali tidak menanggapi desakannya. Usai minum teh, Guru Zen membayar sesuai harga minuman yang sudah dipatok kedai tersebut. Tetapi sebelum beranjak pergi, Guru Zen dengan sikapnya yang ramah menyempatkan diri memberikan uang tambahan atau sering disebut uang tip kepada pelayan yang melayaninya tadi.

Tak urung sikap Guru Zen mengundang tanya dalam benak Su Dongpo. “Ehmmm, sikap pelayan tadi kurang baik bukan?” tanya Su Dongpo ragu. “Ya, betul. Boleh dibilang sikapnya terlalu materialistik dan kurang menyenangkan,” kata Guru Zen merinci. “Lalu kenapa Guru memberi tip kepadanya?” sergah Su Dongpo bingung. Guru Zen tersenyum, kemudian berkata singkat dan tegas, “Kalau memang dia seperti itu, lalu mengapa harus dia yang menentukan sikap saya?”

Kesimpulan:

Orang lain bebas memilih sifat yang mereka sukai. Kita pun bebas merespon sikap yang mereka tunjukkan terhadap kita. Entah dengan sikap senada, positif atau negatif, semuanya terserah kita. Tetapi akan lebih baik kita tidak terpancing dengan untuk merespon dengan negatif atau amarah bila mendapatkan perlakuan negatif.

Jangan biarkan orang lain menentukan sifat kita.

Ketika kehidupan ini memberimu sebuah lemon, peraslah dan nikmati jus lemon 🙂

PS :

selalu ada makna di setiap cerita sejenis ini yang dapat kita ambil hikmahnya kan? Saya jadi teringat akan banyak hal ketika saya membaca ini. banyak hal yang menurut saya wajar dialami juga oleh kalian, oleh kita semua dalam lingkungan sosial. Kurang lebih sama seperti gambaran cerita di atas. Ada yang bersikap kurang baik kepada kita, lalu kita akan membalas untuk kembali bersikap tidak baik. Singkatnya adalah : Yang baik dibalas baik, begitupun sebaliknya. wajar saja kan?

Namun tentu, selalu ada hal yang lebih baik dibandung dengan sebuah pembalasan. Seperti judul cerita ini : Jangan biarkan orang lain menentukan sifat kita. Tertohok?

Jika saya pikir2 lagi, karakter seseorang dibangun sejak dia lahir dan selama dia hidup. Oleh lingkungan sekitar, pandangan pribadi, pengalaman hidup bertahun2, pengaruh keluarga, dan lain-lain. menurut saya, semua faktor itu ikut menentukan karakter seseorang. dan ketika semua itu sudah terbangun (semoga memang yang baik ya, hehe), mengapa harus ditentukan oleh seseorang dalam satu waktu dan satu kejadian? Mengerti kan maksud saya disini? hehe

Yah, itu hanya pendapat saya. Free for you to say ‘yes’ or ‘no’. Tapi tidak diterima untuk berpendapat yang ditengah2. Sudah terlalu banyak orang2 tidak tegas yang lari dari tanggung jawab kan? hehe. Semoga kamu dan kita bukan salah satu diantaranya.

Great day. Cheer up! 😉

2 thoughts on “Jangan biarkan orang lain menentukan sifat kita

Leave a comment